Meningkatnya penjualan smartphone di Indonesia membuat sejumlah pedagang nakal menjual smartphone supercopy atau replika. Biasanya, smartphone replika dibuat dengan mesin kualitas rendah namun mengatasnamakan brand-brand smartphone besar. (Sumber)
Awalnya, perbedaan antara smartphone replika dengan yang asli masih bisa terlihat. Namun saat ini, produsen smartphone replika seakan mencoba membuat smartphone produksinya semakin mirip dengan asli.
Mulai dari sistem, bentuk fisik, dus, hingga kelengkapan perangkat seperti charger, kartu garansi, buku panduan, dan baterai dibuat hampir menyerupai aslinya. Kebanyakan brand yang dipakai oleh smartphone replika, yaitu Samsung dan iPhone.
Namun jangan khawatir, smartphone replika masih bisa dibedakan dengan mata tel*nj*ng. Bagi Anda pengguna Samsung contohnya, inilah tips membedakan smartphone yang asli dengan replika:
1. Warna logo brand pada plastik atau dus luntur. Cobalah untuk mengusap logo brand pada plastik, jika warna logo tersebut membekas di jari Anda, maka sudah bisa dipastikan bahwa smartphone yang Anda beli adalah replika. "Dari plastiknya sudah bisa tahu itu replika atau bukan. Kalau yang asli pasti enggak akan luntur," ungkap Leni, salah satu promotor Samsung di Mall Ambassador lantai 2, Jakarta Selatan, Senin (23/2).
2. Icon LCD di kanan atas tidak beraturan. Pada Samsung Galaxy Note 4 replika, icon yang berada di kanan atas ukurannya tidak sama dan letaknya tidak beraturan.
3. Letak speaker dan tombol home berbeda dengan Samsung asli. "Speakernya letaknya jauh dari batas casing, kadang-kadang ke tengah banget. Tombol home juga begitu, kadang ke atas banget," lanjut Leni.
4. Tidak ada tulisan 'Samsung' di bawah speaker. Biasanya Samsung replika tidak menyertakan nama 'Samsung' di bawah speaker seperti yang asli. Namun semakin canggih, banyak produsen menyertakan nama 'Samsung'. "Untuk ngebedainnya, coba dikerik pakai kuku tulisan Samsung-nya. Kalau dia terkelupas, berarti itu palsu. Sama dengan nama 'Samsung' di bodi belakangnya," ungkap Leni.
5. Pada gambar baterai, sinyal, dan notification berwarna-warni. "Biasanya keterangan baterai, sinyal, dan notification itu satu warna, warna putih semua. Tapi kalau yang replika itu bisa merah, kuning, hijau," ujar Leni.
6. Gambar pada kamera replika buram. Kualitas kamera tidak sesuai dengan ukurannya.
7. Jika dinyalakan, biasanya pada smartphone Samsung langsung muncul logo Samsung. Pada smartphone replika yang muncul adalah logo lain.
Lain halnya dengan Samsung, kebanyakan Iphone melakukan rekondisi atau refurbish. Di mana para sindikat iPhone rekondisi memanfaatkan perangkat iPhone yang sudah rusak atau yang sudah ditarik Apple untuk dihancurkan, kemudian dia perbaiki dan mengganti perangkat yang rusak sehingga terlihat baru.
Leni menambahkan, pembeli iPhone untuk mengecek kondisi fisik, aksesoris, maupun baterai apakah masih dalam kualitas baik atau buruk. Bila perlu, setelah membeli iPhone sebaiknya dicek ke gerai resmi Apple terdekat.
Banyaknya peredaran smartphone replika atau rekondisi membuat para pengguna maupun yang ingin membeli smartphone harus ekstra hati-hati. Hal penting diperhatikan adalah jangan tergiur dengan harga smartphone replika yang murah. Jika rusak, smartphone replika tidak bisa diservis di gerai resmi maupun counter handphone biasa.
"Yang penting jangan tergiur harga murah. Karena walaupun murah tapi ngerugiin diri sendiri kan sama saja bohong. Enggak bisa diservis di gerai resmi atau counter biasa juga kalau rusak," tambah Leni.
[has]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar