Lika-Liku Joki 3 in 1 : Ibu Kota Dibawa Mutar-Mutar hingga Diajak 'Ngamar' ke Hotel Sebuah mobil tiba-tiba melintas dan berhenti tak jauh dari Tiwi, 27 tahun. Di banding dengan rata-rata joki three in one (3 in 1) pada umumnya, paras perempuan yang berdomisi di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, ini memang terbilang lumayan. Tinggi semampai dan kulitnya yang putih juga didukung dengan penampilannya yang bersih. Wajahnya ada sapuan make-up seperti lipstick dan bekas pensil alis cokelat meski tak tampak mencolok.
Penampilan tersebut membuat Tiwi tak sulit mendapat pelanggan yang membutuhkan jasanya. Karena merasa mobil yang berhenti itu adalah “jatahnya” sebagai joki, Tiwi langsung buru-buru masuk ke dalam seperti yang biasa ia lakukan. Tak ada firasat buruk sore itu. Ia juga tak menyadari si pengemudi tersebut hanya menaikkan satu joki meski isi di dalam kendaraan hanya ia berdua dengan sopir.
Namun ibu satu anak ini mulai merasa ada keanehan melihat gelagat si pengemudi. “'Pak ini kan enggak jalur 3 in 1 kok lewat sini’ terus dijawab ‘emang iya, saya mau mampir dulu, kita makan dulu yok, ntar dikasih lebih deh’,” kata Tiwi menirukan ucapannya bersama pria yang duduk di balik kemudi.
“Waktu itu aku memang lagi enggak bawa anak terus om-om iseng itu ngajakin ke hotel. Terus dia bilang ‘Biasanya kan banyak joki yang begitu, kan?” kata dia mengungkapkan kepada detikcom.
Sadar ada yang tak beres, Tiwi mulai was-was apalagi pria tersebut terlihat punya niat tak baik. “Saya dibawa mutar-mutar biar kesasar dan enggak bisa pulang. Pas ada lampu merah dan ada polisi di sana, saya ancam ‘Pak turunin saya enggak di sini kalau enggak saya akan teriak dan jangan salahkan kalau polisi mengejar bapak,” kata dia seraya mengaku waktu itu sempat tersasar dan bolak balik bertanya arah menuju Blok M pada polisi dan beberapa orang yang ia temui.
*****
Di akses masuk kawasan SCBD, Jakarta Selatan, tak jauh dari halte Busway Polda Metro Jaya, sekitar tujuh orang joki menegakkan telunjuk mereka ke arah mobil yang keluar dari SCBD menuju Jalan Sudirman, beberapa waktu lalu. Satu per satu joki sudah diangkut hingga hanya menyisakan dua orang joki wanita berusia di atas 30 tahun. Ruminah (bukan nama sebenarnya) berlari menuju sebuah mobil sedan yang berhenti lima meter dari tempatnya berdiri.
Tapi dari belakang Ruminah seorang wanita dengan rambut lurus sebahu dan terlihat elegan buru-buru dan mendahuluinya masuk ke dalam mobil. Ternyata wanita tersebut adalah rekan pengemudi mobil. Namun kejadian itu jadi bahan lelucon tersendiri. “Sopir memang pilih-pilih, sukanya yang cantik, semok kayak tadi,” kata Ruminah sewot sembari memonyongkan bibirnya ketika ditemui detikcom.
Dua petugas Satpam yang sedang mengaso di pinggir tembok tanaman sekitar gedung BEI lalu menimpali. “Makanya biar dipilih kamu pakai baju bagus dong, yang seksi, terus perawatan dong. Ya memang harus keluar modal,” kata mereka.
Masih sambil terkekeh, kepada detikcom, dua Satpam tersebut mengakui sungutan Ruminah tersebut memang benar. “Ada banyak Mbak tak jauh dari Polda di dekat Gatot Subroto. Ada banyak yang cantik-cantik dan semok. Ya biasanya mereka tak hanya sekadar jadi joki tapi juga memberikan layanan lebih,” kata seorang Satpam yang diamini oleh rekan satunya.
*****
Senja telah berganti malam. Waktu penerapan jalur 3 in 1 sudah hampir habis, Senin malam lalu. Namun belasan joki masih setia berdiri tak jauh dari Bundaran Senayan, Jakarta Selatan, diterangi temaram lampu jalan. Tak lama sebuah mobil mendekat lalu memperlambat lajunya sambil memperhatikan joki satu per satu.
Yani (bukan nama sebenarnya) pun tersenyum sambil menatap lekat ke arah pengemudi. Tapi si pengemudi hanya berjalan pelan lalu berlalu tanpa menaikkan satu pun joki. “Ngambil yang cantik itu, nyarinya itu karena tadi kosong di dalam,” kata Yani setengah berteriak pada joki lain.
Modus itu, kata dia sudah dikenali sebagai tingkah pengemudi yang iseng mencari joki. Pasalnya, sudah jadi rahasia umum, bahwa di seputaran wilayah tersebut banyak joki plus-plus. “Kalau yang plus-plus mah banyak di sini,” kata wanita yang tinggal di Kebayoran ini ketika ditemui detikcom. “Kalau orangnya cuma satu di dalam mobil biasanya dia ambil dua (joki), tapi kalau dia ambilnya hanya satu biasanya itu yang suka iseng itu.”
*****
Maraknya profesi joki yang selalu bisa dijumpai di jam-jam pemberlakuan sistem 3 in 1 rupanya jadi fenomena baru yang dimanfaatkan untuk prostitusi terselubung. Joki, umumnya perempuan, merangkap sebagai joki plus-plus menggunakan peluang untuk bisnis prostitusi. Kondisi itu membuat pengemudi jadi pilih-pilih kalaupun harus terpaksa memakai jasa joki.
Jul Khaerudin, 40 tahun, misalnya, mengaku selalu mengambil joki pria. Menurut Jul, selain karena joki wanita lebih rewel dalam hal tarif, ia juga enggan karena stigma banyaknya wanita yang memanfaatkan profesi joki untuk menawakan “esek-esek”. “Ribet ngambil yang cewek karena matok tarif dan ada yang suka jual diri, istilahnya joki plus-plus,” kata Jul kepada detikcom.
Pria yang berprofesi sebagai pengusaha ini mengaku tak pernah punya pengalaman langsung dengan joki plus-plus karena hampir tak pernah menaikkkan joki wanita di mobil BMW 530i miliknya. “Tapi ada teman saya kalau enggak salah naikin dari Senopati, eh si cewek malah ngejual dirinya sambil ngobrol. Biasanya dia rapi gitu pakaiannya, wangi,” ungkapnya sembari menghela nafas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar