Selasa, 24 Februari 2015

Ini nih Wujud Giok 20 Ton setelah Dibelah yang Sempat Jadi Sengketa

Batu giok yang ditaksir berbobot 20 ton di Nagan Raya, Aceh, sempat jadi sengketa warga. Pemerintah setempat akhirnya membelah dan mengamankan batu alam tersebut. Ini wujud giok yang tak lagi utuh. (Sumber)



Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nagan Raya mulai membelah giok seberat 20 ton sejak Sabtu (21/2) lalu. Meski sudah dibelah, lokasi penemuan giok 20 ton di hutan lindung Kreung Isep, Kecamatan Beutong, Nagan Raya, hingga Selasa (24/2) kemarin masih dipasang garis polisi.

Di atas batu ukuran raksasa tersebut, terlihat selang air ukuran panjang. Selang ini digunakan untuk menyiram agar batu tidak retak saat dibelah. Proses pembelahan, menurut Distamben, melibatkan puluhan warga. Empat alat pemotong dikerahkan.

Giok seberat 20 ton ini ditemukan oleh Usman (45), warga Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong, Nagan Raya saat mencari batu bersama sejumlah warga lain pada 9 Februari lalu. Karena ada moratorium pengambilan batu alam, warga tak mengambil. Namun diam-diam warga dari desa tetangga mengetahui batu tersebut dan berupaya mengambilnya.

Sempat terjadi ketegangan antara dua kelompok warga tersebut. Untung, polisi cepat mengamankan lokasi. Sengketa itu tak berujung kontak fisik.

Beberapa hari kemudian, setelah ada dialog dengan berbagai pihak, giok tersebut dibelah untuk diamankan ke pusat pemerintah di ibukota Nagan Raya. Sedikit demi sedikit, giok yang ditaksir bernilai miliran rupiah itu terkikis. Hingga Selasa kemarin baru sekitar 5 ton giok yang berhasil dibelah.

Pecahan batu alam tersebut selanjutnya diangkut oleh warga ke posko utama yang terletak sekitar 2 km dari lokasi penemuan. Hingga saat ini, proses pembelahan masih berlangsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar