Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang ditempuh pemerintah sebesar Rp2.000 per liter, mendorong sejumlah elemen masyarakat terus menyuarakan penolakan kebijakan tersebut.
Di tengah kekisruhan yang saat ini masih "menggejala" di berbagai daerah, PT Lingkar Bumi Lestari menawarkan solusi, dengan menghadirkan sebuah produk yang disebut Oktaniol Fuel Saver, yakni cairan penghemat BBM.
Menurut Suwandi, peneliti Oktaniol, cairan ini berbeda dengan produk lainnya, karena menggunakan bahan dasar organik atau minyak atsiri atau campuran antara tumbuhan serai, cengkeh, dan nilam, serta diklaim jauh dari zat kimia.
"Oktaniol tidak mengandung lemak jenuh, sehingga tidak terjadi pengendapan di ruang bakar, serta produk ini telah melalui proses fraksinasi, sehingga tidak mengandung air," kata Suwandi di Jakarta, Kamis 20 November 2014.
Suwandi juga menyatakan, Oktanial telah dilakukan pengujian dengan melibatkan berbagai pihak, baik Lembaga Migas dan bekerja sama dengan laboratorium dari Universitas Padjajaran (Unpad), serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"Hasil pengujian dengan menambahkan Oktaniol menunjukkan, adanya penurunan gas CO atau gas buang 30 persen dibandingkan gas CO atau gas buang tanpa Oktaniol," ucapnya.
"Pengujian dilakukan dengan membandingkan dua kendaraan secara bersamaan, di mana satu kendaaraan menggunakan BBM+Oktaniol dan satu tanpa Oktaniol," sambungnya.
Suwandi mengklaim, kelebihan pemakaian Oktaniol dapat membuat pembakaran lebih sempurna, ramah lingkungan atau menurunkan emisi gas buang, membersihkan saluran bahan bakar, menurunkan temperatur mesin, namun sanggup menambah tenaga, serta menghemat biaya perawatan mesin.
"Dengan ini penghematan bahan bakarnya rata-rata sekitar 30 persen, bahkan kondisi tertentu bisa mencapai 50 persen dan tidak merusak mesin," klaimnya.
Soal harga, satu botol Oktaniol dengan berat 12 ml atau kurang lebih 300 tetes dibanderol Rp30 ribu. (art)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar