Kamis, 20 November 2014

Pulang Pergi ke Sekolah Siswa di Sulteng Harus Bergelantungan di Jembatan

Indonesia memang sudah 68 tahun mendeklarasikan kemerdekaannya. Namun, sepertinya belum seluruh rakyat Republik merasakan buah kemerdekaan itu.

Pembangunan yang belum merata mengakibatkan ketimpangan di pusat dan di daerah. Jika di pusat seluruh infrastrukturnya bagus dan lengkap, berbeda dengan di daerah. Di Balandete, Kolaka, Sulawesi Tenggara misalnya, puluhan siswa SMP dan SMA mengalami kesulitan untuk sampai ke sekolahnya.

Sebab, jembatan yang menghubungkan Dusun Tepoe lingkungan III, Kelurahan Balandete, Kecamatan Kolaka Sulawesi Tenggara, tempat mereka tinggal dengan kota di mana sekolah berada telah lama rusah dan hanya menyisakan tali besi penyangga. Alhasil, puluhan siswa tersebut nekat menempuh bahaya dengan menyeberangi jembatan dengan cara bergelantungan di tali besi tersebut.

"Jembatan itu sudah dua bulan rusak dan hanya tersisa tali besi penyangga sehingga anak-anak sekolah harus bergelantungan untuk menyeberangi jembatan itu menuju sekolah,".

Sebelum dirinya menjabat sebagai lurah di daerah itu, proyek perbaikan jembatan pernah dianggarkan sebesar Rp 1 miliar. Namun, hingga kini perbaikan belum juga dilakukan.

"Memang dulu sebelum saya menjabat pernah dianggarkan tapi sampai sekarang kami tidak tahu anggaran itu," ujar Syarifuddin, seperti dilansir Antara.

Syarifuddin juga menjelaskan warga yang bermukim di dusun Tepoe sekitar 200 kepala keluarga sementara jembatan yang ada di daerah itu menjadi sarana vital karena sangat dekat dengan jantung Kota Kolaka.

"Kami berharap pihak Pemerintah Kabupaten untuk segera memperbaiki jembatan itu karena sarana vital bagi masyarakat apalagi anak sekolah," ujar Syarifuddin.

Menurutnya, panjang jembatan dari bibir sungai berkisar 18 meter dengan lebar sungai sekitar lima meter. Jika aliran air sungai tidak deras, biasanya warga sekitar hanya menyeberangi sungai yang ketinggian airnya di atas mata kaki orang dewasa.

"Kalau saat sekarang musim hujan arusnya sangat deras sehingga warga memilih menyeberang menggunakan tali besi jembatan," Jelasnya.

Sementara itu, Firman salah seorang siswa SMPN I Kolaka yang setiap hari nekat menyeberang dengan cara bergelantungan di tali besi itu mengakui jembatan itu merupakan akses terdekat menuju ke sekolah.

"Kami memang setiap hari lewat jembatan ini bersama beberapa siswa lainnya karena aksesnya sangat dekat dengan sekolah kami," katanya.

[dan]





Sumber : Owunik . blogspot . com - yang unik, emang asyik :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar